Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Gunakan tanda panah di sudut kanan bawah halaman untuk melanjutkan penelusuran artikel dalam kategori ini
Showing posts with label Hadits Qudsi. Show all posts
Showing posts with label Hadits Qudsi. Show all posts

Tuesday, May 31, 2016

Ihya Ulumuddin, Kitab Dzikir dan Doa



بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Segala puja dan pujian hanya bagi Allah yang Mahatinggi lagi Mahakuasa, yang melengkapi kasih sayang-Nya, yang mengampuni dosa dan menerima taubat, yang rahmat-Nya mencakup segala sesuatu nikmat 
yang diberikan kepada hamba-Nya tak terhitung banyaknya. 


Allah SWT berfirman;

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
(faudzkuruunii adzkurkum wausykuruu lii walaa takfuruuni) 
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku.” (QS Al-Baqarah [2]:152). 

 ~ Ingatan Allah kepada hamba-Nya adalah berupa rahmat serta ampunan-Nya.

Segala puja dan pujian hanya bagi Allah yang Mahatinggi lagi Mahakuasa,yang melengkapi kasih sayang-Nya, yang mengampuni dosa dan menerima taubat, yang rahmat-Nya mencakup segala sesuatu nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya tak terhitung banyaknya.

Maka berfirman Allah SWT;

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
(faudzkuruunii adzkurkum wausykuruu lii walaa takfuruuni) 
Dan, digalakkan-Nya mereka meminta dan berdo’a dengan amar-Nya, yaitu dalam firman-Nya;

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
(ud'uunii astajib lakum) 
"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..." (QS Al-Mu’min [40]:60)

Maka diberi-Nya harapan kepada orang yg tha’at dan orang yg ma’siat, orang dekat dan yg jauh, menghamparkan diri kehadhirat keagungan-Nya, dengan mengangkatkan segala hajat dan cita-cita, dengan firman-Nya;

قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
(fa-innii qariibun ujiibu da'wata alddaa'i) 
"Maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku.." (QS Al-Baqarah [2] : 186)

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, pemberi kabar gembira dan peringatan, yang telah mengeluarkan manusia dengan da’wahnya dari menyembah taghut dan berhala kepada menyembah RABB-nya manusia.., Allah Yang AHAD..Tuhan yang satu..yg tiada duanya. Begitu juga shalawat dan salam semoga tercurah kepada keluarga Ahlul Bait dan sahabat-teman-teman-nya yg baik dan jujur. Dan sejahteralah kiranya dengan kesejahteraan yg banyak.

Kemudian dari itu, sesudah tilawah Kitabullah ‘Azza wa Jalla, maka tiadalah ibadah yg dikerjakan dengan lisan yg lebih utama, daripada mengingat (berdzikir) kepada Allah Ta’ala dan mengangkatkan hajat dengan berbagai macam do’a munajah yg ikhlas kepada Allah Ta’ala.

Kemudian secara terperinci tentang bentuk dzikir dan uraian keutamaan do’a, syarat-syarat dan adabnya. Dan me-naqal-kan do’a-do’a yg diterima dari Nabi dan para sahabat, yang mengumpulkan segala maksud dari urusan agama maupun duniawi. Dan do’a-do’a tertentu untuk meminta ampunan, perlindungan dan lain-lain.

Semuanya itu akan di uraikan dalam 5 (lima) Bab yang meliputi:

  1. Bab Pertama; Tentang Keutamaan Dzikir dan Faedahnya..,
  2. Bab Kedua; Tentang keutamaan Do’a dan Adabnya, Keutamaan Istighfar (meminta ampunan kepada Allah Ta’ala) dan bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
  3. Bab Ketiga; Tentang Do’a-doa Pilihan yang diterima dari para Shahabat (Do’a Ma’tsur) dan yang disandarkan kepada yg memilikinya dan sebab-sebab dari do’a itu.
  4. Bab Keempat; Tentang Do’a-do’a pilihan yg dihilangkan sandarannya (al-isnad), dari do’a-do’a yg diterima dari Shahabat.
  5. Bab Kelima; Tentang do’a-do’a yg diterima dari para Shahabat, ketika terjadi peristiwa-peristiwa tertentu.
Simak pembahasan Kitab Al-Ihya di sini

Dipetik dari tulisan: al-Imam Al-Ghazali dalam bukunya: “IHYA’-ULUMIDDIN”  (Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama) dan Kitab “MUKASYAFAH AL -QULUB

Tuesday, September 20, 2011

Hadits Qudsi






Hadits Qudsi atau Hadits Rabbani atau Hadits Ilahi

Adalah sesuatu yang dikabarkan oleh Allah kepada nabiNya dengan melalui ilham atau impian, yang kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.

Perbedaan Hadits Qudsi dengan hadits Nabawi

Pada hadits qudsi biasanya diberi ciri ciri dengan dibubuhi kalimat-kalimat:
  • Qala (yaqalu) Allahu
  • Fima yarwihi 'anillahi Tabaraka wa Ta'ala
  • Lafadz lafadz lain yang semakna dengan apa yang tersebut diatas.
Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Qur'an:

  • Semua lafadz-lafadz Al-Qur'an adalah mukjizat dan mutawatir, sedang hadits qudsi tidak demikian.
  • Ketentuan hukum yang berlaku bagi Al-Qur'an, tidak berlaku pada hadits qudsi. Seperti larangan menyentuh, membaca pada orang yang berhadats, dll.
  • Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur'an memberikan hak pahala kepada pembacanya.
  • Meriwayatkan Al-Qur'an tidak boleh dengan maknanya saja atau mengganti lafadz sinonimnya, sedang hadits qudsi tidak demikian.
BID'AH
Yang dimaksud dengan bid'ah ialah sesuatu bentuk ibadah yang dikategorikan dalam menyembah Allah yang Allah sendiri tidak memerintahkannya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tidak menyontohkannya, serta para sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tidak menyontohkannya.

Kewajiban sebagai seorang muslim adalah mengingatkan amar ma'ruf nahi munkar kepada saudara-saudara seiman yang masih sering mengamalkan amalan-amalan ataupun cara-cara bid'ah.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman, dalam QS Al-Maidah ayat 3,
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu." 
Jadi tidak ada satu halpun yang luput dari penyampaian risalah oleh Nabi. Sehingga jika terdapat hal-hal baru yang berhubungan dengan ibadah, maka itu adalah bid'ah.

"Kulu bid'ah dholalah..." semua bid'ah adalah sesat (dalam masalah ibadah). 
"Wa dholalatin fin Naar.." . dan setiap kesesatan itu adanya dalam neraka.

Beberapa hal seperti peralatan audio, alat telekomunikasi, naik pesawat, naik mobil, pakai pasta gigi, tidak dapat dikategorikan sebagai bid'ah. Semua hal ini tidak dapat dikategorikan sebagai bentuk ibadah yang menyembah Allah. Ada tata cara dalam beribadah yang wajib dipenuhi, misalnya dalam hal sembahyang ada ruku', sujud, pembacaan al-Fatihah, tahiyat, dst. Ini semua adalah wajib dan siapa pun yang menciptakan cara baru dalam sembahyang, maka itu adalah bid'ah. 

Ada tata cara dalam ibadah yang dapat kita ambil hikmahnya. Seperti pada zaman Rasul Shallallahu 'alaihi wa Sallam menggunakan siwak, maka sekarang menggunakan sikat gigi dan pasta gigi, terkecuali beberapa muslim di Arab, India, dst.Menemukan hal baru dalam ilmu pengetahuan bukanlah bid'ah, bahkan dapat menjadi ladang amal bagi umat muslim. Banyak muncul hadits-hadits yang bermuara (matannya) kepada hal bid'ah. Dan ini sangat sulit sekali untuk diingatkan kepada para pengamal bid'ah.

Mengapa ada Hadits Palsu?

Didalam Kitab Khulaashah Ilmil Hadits dijelaskan bahwa kabar yang datang pada Hadits ada tiga macam: 

  • Yang wajib dibenarkan (diterima). 
  • Yang wajib ditolak (didustakan, tidak boleh diterima) yaitu Hadits yang diadakan orang mengatasnamakan Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa Sallam . 
  • Yang wajib ditangguhkan (tidak boleh diamalkan) dulu sampai jelas penelitian tentang kebenarannya, karena ada dua kemungkinan. Boleh jadi itu adalah ucapan Nabi dan boleh jadi pula itu bukan ucapan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam (dipalsukan atas nama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam). 
Untuk mengetahui apakah Hadits itu palsu atau tidak, ada beberapa cara, diantaranya: 

  1. Atas pengakuan orang yang memalsukannya. Misalnya Imam Bukhari pernah meriwayatkan dalam Kitab Taarikhut Ausath dari 'Umar bin Shub-bin bin 'Imran At-Tamiimy sesungguhnya dia pernah berkata, artinya: "Aku pernah palsukan khutbah Rosululloh Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Maisaroh bin Abdir Rabbik Al-Farisy pernah mengakui bahwa dia sendiri telah memalsukan Hadits hadits yang berhubung-an dengan Fadhilah Qur'an (Keutamaan Al-Qur'an) lebih dari 70 hadits, yang sekarang banyak diamalkan oleh ahli-ahli Bid'ah. Menurut pengakuan Abu 'Ishmah Nuh bin Abi Maryam bahwa dia pernah memalsukan dari Ibnu Abbas beberapa Hadits yang hubungannya dengan Fadhilah Qur'an satu Surah demi Surah. (Kitab Al-Baa'itsul Hatsiits). 
  2. Dengan memperhatikan dan mempelajari tanda-tanda/qorinah yang lain yang dapat menunjukkan bahwa Hadits itu adalah Palsu. Misalnya dengan melihat dan memperhatikan keadaan dan sifat perawi yang meriwayatkan Hadits itu. 
  3. Terdapat ketidaksesuaian makna dari matan (isi cerita) hadits tersebut dengan Al-Qur'an. Hadits tidak pernah bertentangan dengan apa yang ada dalam ayat-ayat Qur'an. 
  4. Terdapat kekacauan atau terasa berat didalam susunannya, baik lafadznya ataupun ditinjau dari susunan bahasa dan Nahwunya (grammarnya). 
Sebab-sebab timbulnya Hadits Palsu 

  1. Adanya kesengajaan dari pihak lain untuk merusak ajaran Islam. Misalnya dari kaum Orientalis Barat yang sengaja mempelajari Islam untuk tujuan menghancurkan Islam (seperti Snouck Hurgronje). 
  2. Untuk menguatkan pendirian atau madzhab suatu golongan tertentu. Umumnya dari golongan Syi'ah, golongan Tareqat, golongan Sufi, para Ahli Bid'ah, orang-orang Zindiq, orang yang menamakan diri mereka Zuhud, golongan Karaamiyah, para Ahli Cerita, dan lain-lain. Semua yang tersebut ini membolehkan untuk meriwayatkan atau mengadakan Hadits-hadits Palsu yang ada hubungannya dengan semua amalan-amalan yang mereka kerjakan. Yang disebut 'Targhiib' atau sebagai suatu ancaman yang yang terkenal dengan nama 'At-Tarhiib'. 
  3. Untuk mendekatkan diri kepada Sultan, Raja, Penguasa, Presiden, dan lain-lainnya dengan tujuan mencari kedudukan. 
  4. Untuk mencari penghidupan dunia (menjadi mata pencaharian dengan menjual hadits-hadits Palsu). 
  5. Untuk menarik perhatian orang sebagaimana yang telah dilakukan oleh para ahli dongeng dan tukang cerita, juru khutbah, dan lain-lainnya. 
Hukum meriwayatkan Hadits Palsu

  • Secara Muthlaq, meriwayatkan hadits-hadits palsu itu hukumnya haram bagi mereka yang sudah jelas mengetahui bahwa hadits itu palsu. 
  • Bagi mereka yang meriwayatkan dengan tujuan memberi tahu kepada orang bahwa hadits ini adalah palsu (menerangkan kepada mereka sesudah meriwayatkan atau mebacakannya) maka tidak ada dosa atasnya. 
  • Mereka yang tidak tahu sama sekali kemudian meriwayatkannya atau mereka mengamalkan makna hadits tersebut karena tidak tahu, maka tidak ada dosa atasnya. Akan tetapi sesudah mendapatkan penjelasan bahwa riwayat atau hadits yang dia ceritakan atau amalkan itu adalah hadits palsu, maka hendaklah segera dia tinggalkannya, kalau tetap dia amalkan sedang dari jalan atau sanad lain tidak ada sama sekali, maka hukumnya tidak boleh (berdosa - dari Kitab Minhatul Mughiits). 

[Sumber Rujukan: Kitab Hadits Dhaif dan Maudhlu - Muhammad Nashruddin Al-Albany; Kitab Hadits Maudhlu - Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah; Kitab Mengenal Hadits Maudhlu - Muhammad bin Ali Asy-Syaukaaniy; Kitab Kalimat-kalimat Thoyiib - Ibnu Taimiyah (tahqiq oleh Muhammad Nashruddin Al-Albany); Kitab Mushtholahul Hadits - A. Hassan]




Saturday, March 5, 2011

018. Jangan mendzalmi sesama




Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sudah kami katakan sebelumnya, bahwa kekuatan MUHAMMAD dalam memegang teguh keadilan itu, bukanlah semata-mata karena berbangga-banggaan dengan kerendahan hati atau hanya bersenang-senang dengan kelezatan berbuat adil. Tidak! MUHAMMAD memegang teguh keadilan, karena penghargaannya terhadap keadilan itu sendiri.

Karena kesadarannya akan hakekat dan kedudukannya di tengah masyarakat sebagai bagian dari masyarakat, sebagai seorang yang sama dengan mereka. Maka sudah menjadi kewajiban beliau dan juga menjadi kewajiban semua orang untuk berlaku adil. Setiap penyimpangan dari neraca itu akan merusak dan mendatangkan bencana terhadap seluruh kehidupan. Beliau memegang teguh pada keadilan lebih dari siapapun. Karena beliau memang diciptakan untuk keadilan dan untuk itu pulalah beliau diutus.

MUHAMMAD punya pandangan yang unik tentang keadilan. Beliau tidak hanya menjadikan keadilan sebagai keutamaan manusia belaka. Malah keadilan itu diletakkannya di tempat yang tertinggi. Bahkan keadilan telah menjadi watak dan Akhlak Allah SWT. Dan merupakan metode yang telah diwajibkan bagi diri-NYA sendiri.
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah SWT berfirman:
“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya telah AKU haramkan atas diri-KU perbuatan zhalim dan Aku jadikan ia diharamkan di antara kamu; maka janganlah kalian saling berbuat zhalim.” [1]

Maka jika MUHAMMAD mengetengahkan Tuhan-nya Yang Maha Kuasa melaksanakan kehendak-Nya, bahkan telah mengharamkan kedzaliman pada diri-Nya, tentulah Dia memandang kedzaliman itu suatu dosa yang tiada taranya di antara dosa-dosa umat manusia.

Sehubungan dengan itu, beliau saw banyak mengeluarkan ancaman dan peringatan keras terhadap kedzaliman.

Beliau Saw bersabda:
“Jauhilah kedzaliman, sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.

“Waspadalah terhadap do'a orang yang didzalimi. Sesungguhnya antara dia dengan Allah tidak ada tabir penyekat." [HR. Mashabih Assunnah]

“Do'anya seorang yang didzalimi terkabul meskipun dia orang jahat dan kejahatannya menimpa dirinya sendiri." [HR. Ahmad]

“Do’a orang yang teraniaya diangkat Allah menembus awan dan dibukakan pintu langit baginya, seraya Allah berfirman padanya; “Demi Keagungan-KU, Aku akan membelamu sampai kapan pun.”

“Waspadalah terhadap do'a orang yang teraniaya, karena do’anya naik ke langit seperti bunga api."
Dalam hadits Qudsi Allah Azza Wajalla berfirman:
"Dengan keperkasaan dan keagungan-KU, AKU akan membalas orang dzalim dengan segera atau dalam waktu yang akan datang. AKU akan membalas terhadap orang yang melihat seorang yang didzalimi sedang dia mampu menolongnya tetapi tidak menolongnya." [HR. Ahmad]

Oleh sebab itu, maka WASPADALAH! 
Janganlah sekali-kali berbuat dzalim.

Menurut junjungan kita MUHAMMAD saw;
"Kedzaliman akan memakan keutamaan (kebaikan) si dzalim seperti halnya api memakan sekam."

MUHAMMAD Saw senantiasa melarang ummat manusia agar tidak berbuat zhalim antar sesama mereka sebab perbuatan zhalim diharamkan dan akibatnya amat fatal baik di dunia mau pun di akhirat. Dan karena Hari Kiamat itu merupakan suatu hari pengadilan semesta untuk menetapkan pahala dan dosa umat manusia seluruhnya, maka Rasulullah saw senantiasa menampilkan potret si dzalim dengan segala keburukannya.
Pada hakekatnya, setiap orang akan mengalami kiamatnya sendiri-sendiri. Dan hukum qishash itu senantiasa terlaksana. Hari qishash itu tergantung dari Anda, dan itulah yang akan menampilkan kiamat Anda. Janganlah ada yang mencoba-coba berkata: “Mana mungkin ada Hari Kiamat?” Padahal orang itu sangat dekat dengan hari kiamatnya sendiri.
MUHAMMAD Saw bersabda, memperingatkan si dzalim akan hari pembalasan:
“Waspadalah sungguh-sungguh terhadap kedzaliman itu. Karena orang yang datang dengan kebaikan-kebaikannya di Hari Kiamat, dan ia mengira bahwa kebaikan-kebaikannya itu akan menyelamatkannya. Tiba-tiba tidak putus-putus datang pengaduan dari orang lain, yang mengadukan: “Ya Allah! Hamba-Mu itu telah melakukan kedzaliman padaku.” Maka firman Allah: “Hapuskan (kurangkan) bagian pahala dari kebaikannya itu”. Dan begitulah seterusnya sampai tidak tersisa kebaikannya itu walau sedikit pun. Dan apabila sdh tidak tersisa lagi amal kebaikannya, maka dosa-dosa orang yang pernah didzaliminya, akan dibebankan pada dirinya.”

Tindakan qishash bagi kedzaliman itu pasti terjadi dan secara tiba-tiba datangnya. 

Tentang hal ini Beliau saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menangguhkan (mengulur-ulur) azabnya terhadap orang dzalim dan bila Dia mengazab-nya tidak akan luput (tidak akan di lepaskan lagi)." [HR. Muslim]

Kemudian Rasulullah membacakan doa dalam surat Hud ayat 102: Allah Ta’ala berfirman,

“Dan begitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (QS Huud:102)

MUHAMMAD saw mengingatkan kepada kita semua tentang betapa buruknya perbuatan dzalim itu, namun Beliau saw juga selalu mengingatkan kita tentang betapa luasnya kekuasaan dan ampunan Allah terhadap para hamba-Nya. Karena itu, bila sedang lupa hingga tergelincir kedalam perbuatan maksiat (mendzalimi diri sendiri), maka hendaklah seorang Mukmin bersegera dalam melaksanakan taubat kepada Allah serta meminta maaf kepada saudara kita yang terdzalimi, dan tidak menunda-nunda taubat, sebab kita tidak pernah mengetahui kapan ajal menjemput sehingga kita mati sebelum sempat bertaubat hingga menyebabkan kita memperoleh murka-Nya.

Beliau selalu memberikan harapan kepada kita agar senantiasa bersangka'an baik terhadap Allah, dan hendaknya tidak berputus asa dari mengharap rahmat-Nya serta meyakini sepenuhnya bahwa Dia pasti mengampuni sebesar apa pun dosa-dosa hamba-Nya. selama ia tidak berbuat syirik terhadap-Nya.
Dan firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri.” (QS Yunus:44)

Dalam sebuah hadits Qudsi Allah Swt berfirman:
“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya ia hanyalah perbuatan-perbuatan kalian yang aku perhitungkan bagi kalian, kemudian AKU cukupkan buat kalian; barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, maka janganlah ia mencela selain dirinya sendiri.” [HR.Muslim]
[Makna kata “Perbuatan dzalim”, Kedzaliman artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya, yaitu melampaui batas; dan Makna “Aku cukupkan buat kalian”: adalah AKU membalas kalian berdasarkan perbuatan kalian baik kecil mau pun besar, yaitu di akhirat kelak.]

Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an:
“Dan Aku sekali-kali tidak menzhalimi hamba-hamba-Ku.” (QS Qaaf:29).

Sikap dzalim dan bakhil (kikir) adalah akar dari kegelapan hati dan yang dapat menyebabkan pelakunya mendapatkan siksa yang pedih.

Maka dengan kasih sayangnya, MUHAMMAD berupaya untuk menghilangkan kedzaliman dari hati manusia dengan peringatan yang tegas, agar kita tidak terjerumus dan mengalami kesengsaraan di hari kiamat kelak.

Rasulullah SAW bersabda,
“Takutlah kamu akan berbuat dzalim! Karena perbuatan dzalim itu menyebabkan kegelapan di hari Kiamat."  [HR.al-Bukhary dan Muslim]

"Jauhilah kekikiran, sesungguhnya kekikiran telah membinasakan (umat-umat) sebelum kamu, mereka saling membunuh dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan.” [HR. Al-Bukhari]

Dalam sabdanya yang lain:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala akan mengulur-ulur bagi pelaku kezhaliman hingga bila Dia menyiksanya, Dia tidak akan membuatnya lolos (dapat menghindar lagi).” [HR. Al-Bukhary]

“Barangsiapa mendzalimi orang lain terhadap sejengkal lahan maka kelak dia akan dililit dengan tujuh petala bumi." [HR. Bukhari dan Muslim]

MUHAMMAD SAW sangat menentang segala bentuk kedzaliman, dan karenanya, beliau senantiasa memperingatkan umatnya tentang balasan Allah terhadap orang-orang yang berbuat dzalim dengan sabdanya dalam hadits-hadits berikut ini:

“Barangsiapa berjalan bersama seorang yang dzalim untuk membantunya dan dia mengetahui bahwa orang itu dzalim maka dia telah ke luar dari agama Islam”. [HR. Ahmad dan Ath-Thabrani]

“Kebaikan yang paling cepat mendapat ganjaran ialah kebajikan dan menyambung hubungan silaturahim, dan kejahatan yang paling cepat mendapat hukuman ialah kedzaliman dan pemutusan hubungan silaturahim." [HR. Ibnu Majah]

"Bila orang-orang melihat seorang yang dzalim tapi mereka tidak mencegahnya dikhawatirkan Allah akan menimpakan hukuman terhadap mereka semua." [HR. Abu Dawud]

Betapa indahnya hadis diatas.., yang merupakan sebagian kecil dari ribuan untaian kata-kata penuh hikmah, yang keluar dari lisan seorang insan suci nan mulia. seorang hamba dan utusan Allah, yang nota bene adalah seorang yang ummi (seorang yang tidak bisa membaca dan menulis), akan tetapi untaian mutiara hikmah yang telah disabdakannya. yang seluruhnya terhimpun dalam kitab-kitab hadits shahih yang menjadi rujukan ke-dua bagi ummat Islam (setelah al-Qur’an), sungguh telah melampaui kata-kata mutiara dari semua ahli hikmah yang pernah ada di muka bumi ini. Subhanallah..

CATATAN 
[1] Naskah hadits (Qudsi) selengkapnya adalah sbb:

  • “Wahai para hamba-KU, sesungguhnya telah AKU haramkan atas diri-KU perbuatan zhalim dan AKU jadikan ia diharamkan di antara kamu; maka janganlah kalian saling berbuat zhalim.
  • “Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah sesat kecuali orang yang telah AKU beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya AKU beri kalian petunjuk."
  • ”Wahai para hamba-Ku, setiap kalian itu adalah lapar kecuali orang yang telah AKU beri makan; maka mintalah makan kepada-KU, niscaya AKU beri kalian makan."
  • ”Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah telanjang kecuali orang yang telah AKU beri pakaian; maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya AKU beri kalian pakaian."
  • ”Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat kesalahan di malam dan siang hari sedangkan AKU mengampuni semua dosa; maka minta ampunlah kepada-Ku, niscaya AKU ampuni kalian."
  • ”Wahai para hamba-Ku sesungguhnya kalian tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada-KU sehingga kalian bisa membahayakan-KU dan tidak akan mampu menyampaikan manfa’at kepada-KU sehingga kalian bisa memberi manfa’at pada-KU."
  • “Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang paling taqwa di antara kamu (mereka semua adalah ahli kebajikan dan takwa), maka ketaatanmu itu tidaklah menambah sesuatu pun dari Kekuasaan-KU."
  • ”Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang paling fajir (bejad) di antara kalian (mereka semua ahli maksiat dan bejad), maka semua itu, tidaklah mengurangi sesuatu pun dari kekuasaan-Ku."
  • ”Wahai para hamba-Ku, andaikata generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian berada di bumi yang satu (satu lokasi), lalu meminta kepada-Ku, lantas AKU kabulkan permintaan masing-masing mereka, maka hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada di sisi-KU kecuali sebagaimana jarum bila dimasukkan ke dalam lautan."
  • "Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya ia hanyalah perbuatan-perbuatan kalian yang aku perhitungkan bagi kalian kemudian AKU cukupkan buat kalian; barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji ALLAH dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, maka janganlah ia mencela selain dirinya sendiri.”
[HR.Muslim]

Pesan-Pesan Hadits
Hadits ini merupakan hadits Qudsi, yaitu Hadits yang diriwayatkan Rasulullah SAW dari Rabb-nya.

Perbedaan antara Hadits Qudsi dan Al-Qur’an di antaranya adalah:
Bahwa al-Qur`an al-Kariim adalah mukjizat mulai dari lafazhnya hingga maknanya sedangkan Hadits Qudsi tidak memiliki kemukjizatan apa pun - Bahwa shalat tidak sah kecuali dengan al-Qur`an al-Kariim sedangkan Hadits Qudsi tidak sah untuk shalat - Bahwa al-Qur`an al-Kariim tidak boleh diriwayatkan dengan makna sementara Hadits Qudsi boleh.

Hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah Ta’ala Maha Suci dari semua sifat kekurangan dan cela, di antaranya berbuat zhalim, di mana Dia berfirman, “Sesungguhnya telah Aku haramkan atas diri-Ku perbuatan zhalim.”

Semoga shalawat dan salam selalu di limpahkan-Nya bagi junjungan kita Rasulullah SAW beserta ahlul baitnya, para sahabatnya, para tabi’in, tabi’ut tabi’in serta seluruh umat Islam yang taat pada risalahnya hingga di akhir zaman.
Amin.

[Dari buku NABI MUHAMMAD JUGA MANUSIA, Karya Khalid Muhammad Khalid]
CATATAN
Tulisan ini merupakan mukadimah dari 21 tulisan lain yang kami turunkan berdasarkan pokok bahasannya masing-masing. Untuk memudahkan anda, halaman selanjutnya dapat diikuti melalui nomor urut di bawah ini, atau melalui lampiran Kata Pengantarnya di sini.

Halaman 18 dari 21
1    2    3    4    5    6    7    8    9    10    11    12    13    14    15    16    17    18    19    20    21   


Baca juga
Hakikat Mencintai Rasulullah

Monday, July 26, 2010

Taqarrub, meraih cinta Allah


Segala puji bagi Allah Yang membaguskan susunan ciptaan-Nya, Yang menciptakan langit dan bumi, mengatur rezeki dan makanan, Yang menghidupkan dan mematikan, serta Yang memberi pahala atas perbuatan-perbuatan baik. Shalawat dan salam bagi junjungan kita, Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beserta ahlul baitnya, para shahabat salaffus Shalih serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

TAQARRUB
MERAIH CINTA ALLAH 


Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dia berkata,
"Telah bersabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam; "Sesungguhnya Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman; "Barang siapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada bentuk taqarrub seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai dibanding (mengerjakan) apa yang Aku wajibkan kepadanya. Dan terus menerus seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Ku dengan nawafil (amalan sunnah) sehingga Aku mencintainya. Dan jika Aku mencintai nya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang dia melihat dengannya, menjadi tangannya yang dia gunakan memukul, serta menjadi kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku maka Aku pasti memberinya, dan jika dia minta tolong kepada-Ku niscaya Aku pasti menolongnya." [HR al-Bukhari]

Tinjauan Rawi
Dia adalah sayyidul huffazh, seorang shahabat Nabi yang mulia; Abu Hurairah Radhiallaahu anhu. 
Nama asli beliau dan ayahnya diperselisihkan oleh banyak kalangan, namun yang paling rajih (kuat) adalah Abdur Rahman bin Shahr ad-Dausi. Beliau masuk Islam pada awal tahun ke tujuh setelah hijrahnya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam pada tahun terjadinya perang Khaibar.

Al-Imam adz-Dzahabi berkata, "Abu Hurairah telah membawa dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam ilmu yang sangat banyak, sangat bagus dan diberkahi tiada tertandingi."

Dan tidak ada seorang pun yang meriwayatkan hadits dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melebihi dari apa yang dia riwayatkan, dikarenakan dia selalu mendampingi Nabi Shalallaahu alaihi wasalam. Sedangkan hadits yang beliau riwayatkan mencapai sekitar 5374 hadits.

Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa dia berkata, "Sesungguhnya kalian mengatakan, "Sungguh Abu Hurairah telah mendapatkan hadits yang amat banyak dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, dan kalian juga mengatakan, "Apa yang dilakukan oleh kaum Muhajirin dan Anshar sehingga tidak memperoleh hadits sebanyak yang diperoleh Abu Hurairah? 

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya saudara-saudaraku dari kaum Muhajirin sibuk dengan jual beli di pasar sedangkan aku mendampingi Rasulullah sepanjang hari, maka aku hadir tatkala mereka pergi dan aku hafal tatkala mereka lupa".

"Sedangkan saudara-saudaraku dari kaum Anshar sibuk mengurus harta mereka, sementara aku merupakan salah seorang dari orang-orang miskin ash-Shuffah. Aku memahami pada saat mereka terlupa", 

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pernah berkata dalam sebuah sabda yang beliau sampaikan;
"Sungguh tidak seorang pun yang membentangkan pakaiannya sehingga aku menyelesaikan keseluruhan ucapanku ini, kemudian ia mendekap pakaiannya itu kecuali dia akan faham terhadap apa yang aku ucapkan." Maka aku (Abu Hurairah) membentangkan selimut yang kupakai sehingga ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam selesai dari pembicaraan nya aku mendekap selimut itu ke dadaku. Maka aku pun tidak pernah lupa terhadap sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tersebut sedikit pun."

Penjelasan Matan Hadits
Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, "Sesungguhnya Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman," menunjukkan bahwa hadits ini merupakan 'Hadits Qudsi' (firman Allah dengan redaksi dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam);

"Barang siapa memusuhi wali-Ku," [dalam riwayat lain barangsiapa yang menyakiti, dan dalam riwayat lain lagi barang siapa yang menghina]

Wali berasal dari kata muwalah arti aslinya adalah kedekatan sedang mu'aadah (memusuhi) arti aslinya adalah jauh.

Yang dimaksudkan wali di sini adalah orang yang sangat dekat dengan Allah, senantiasa menjalankan ketaatan dan menjauhi segala maksiat.

"Maka Aku maklumkan perang terhadapnya, yaitu Aku umumkan bahwa Aku memeranginya sebagai mana dia telah memerangi wali-Ku.

"Tidak ada suatu bentuk taqarrub seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai daripada (mengerjakan) apa yang aku wajibkan atasnya." Setelah Allah mnyebutkan bahwa memusuhi wali-Nya sama saja dengan memusuhi Allah maka selanjutnya Dia menyebut kan ciri wali-Nya yang haram dimusuhi dan wajib berwala' (cinta dan loyal) kepadanya. Disebutkan bahwa wali Allah adalah orang-orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dan yang pertama kali dikerjakan adalah menunaikan kewajiban-kewajiban.

"Jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengaran yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia melihat dengannya, tangannya yang dengan tangan itu dia memukul dan kakinya yang dia gunakan untuk berjalan".

Maksudnya adalah bahwa barang siapa yang yang sungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan kewajiban kemudian nawafil (amalan sunnah) maka Allah akan mendekatkan orang itu kepada-Nya dan akan mengangkatnya dari derajat iman ke derajat ihsan. Dia beribadah kepada Allah dengan rasa muraqabah (pengawasan) Allah seakan-akan melihat-Nya. Hatinya penuh dengan ma'rifatullah, kecintaan terhadap-Nya, pengagungan kepada-Nya, rasa takut, jinak dan rindu kepada-Nya. Sehingga ma'rifat (mengenal) Allah ini menjadikan dia seperti melihat Allah dengan mata bashirah (mata hati). Maka kalau dia berbicara berdasar petunjuk Allah, kalau mendengar berdasar petunjuk Allah, kalau melihat berdasar petunjuk Allah dan jika memukul berdasarkan dengan petunjuk Allah."

"Jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku memberinya ...." dan seterusnya. 

Bahwasanya orang yang dicintai Allah dan didekatkan kepada-Nya dia memiliki kedudukan khusus yang menyebabkan dia selalu diberi oleh Allah apabila meminta, dilindungi Allah jika memohon perlindungan dari sesuatu dan dikabulkan jika berdoa.

Faidah Hadits
Seorang hamba hendaknya membiasakan untuk menjalankan ketaatan baik yang wajib maupun yang sunnah serta menjauhi segala maksiat baik kecil maupun besar agar termasuk wali Allah yang Dia cintai dan mereka cinta kepada-Nya, serta cinta kepada orang yang dicintai Allah. Allah permaklumkan untuk memusuhi siapa saja yang memusuhi, menyakiti, membenci dan mengganggu mereka. Allah Subhanahu wata’ala, juga akan melindungi dan menolong wali-wali-Nya dan akan membela mereka.

Wajib wala' (loyal) kepada wali-wali Allah dan mencintai mereka, serta haram memusuhi mereka. Sebaliknya wajib memusuhi musuh-musuh Allah dan haram berwala' kepada mereka. Allah Subhanahu wata’ala berfirman; 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاء
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (QS al-Mumtahanah [60]:1)

Firman Allah artinya,
وَمَن يَتَوَلَّ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ فَإِنَّ حِزْبَ اللّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (QS. Al-Maidah [5]:56)

Hadits di atas menunjukkan bahwa orang yang bertaqarrub kepada Allah itu ada dua macam:

Pertama; Orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban, dan ini merupakan tingkatan paling sederhana dari seorang hamba (pas-pasan).

Umar bin Khaththab r.a berkata,
"Amalan yang paling utama adalah melaksanakan apa yang diwajibkan Allah dan menjaga diri (wara') dari yang diharamkan Allah, serta niat yang jujur terhadap apa yang di sisi Allah (ikhlas dalam beramal)".

Kedua; Orang yang bertaqarrub kepada Allah, selain mengerjakan kewajiban, dia juga bersungguh-sungguh melaksanakan nawafil (sunnah-sunnah) dan menahan diri dari makruhat (sesuatu yang dibenci, namun tidak haram). Dan hamba yang demikian inilah yang berhak mendapatkan kecintaan Allah Subhannahu wa Ta'ala.

Orang yang telah dicintai Allah maka akan diberi kecintaan, kataatan, kesibukan berdzikir dan beribadah kepada-Nya dan ia merasa betah mengerjakan amalan yang mendekatkan kepada Allah. Maka akhirnya dia menjadi orang yang dekat kepada Allah dan memperolah bagian yang besar dari sisi-Nya. Allah berfirman, 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
[yaa ayyuhaa alladziina aamanuu man yartadda minkum 'an diinihi fasawfa ya/tii allaahu biqawmin yuhibbuhum wayuhibbuunahu adzillatin 'alaa almu/miniina a'izzatin 'alaa alkaafiriina yujaahiduuna fii sabiili allaahi walaa yakhaafuuna lawmata laa-imin dzaalika fadhlu allaahi yu/tiihi man yasyaau waallaahu waasi'un 'aliimun]
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siap yang dihendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah [5]:54)

Kecintaan Allah Subhannahu wa Ta'ala adalah tujuan yang amat penting dan bahkan paling penting. Siapa saja yang mendapatkan nya maka telah memperoleh kabaikan dunia dan akhirat. Ini semua akan terealisasi, di antaranya dengan cara-cara berikut:

  1. Melakukan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Allah Subhannahu wa Ta'ala sebagaimana tersebut di dalam hadits di atas. Di antara kewajiban yang terpenting adalah bertauhid secara benar, shalat wajib lima waktu, zakat, puasa Ramadhan, haji bagi yang mampu, birul walidain, silatur rahim, berakhlak yang baik, jujur, tawadhu' dan lain-lain.
  2. Menjauhi hal hal yang diharamkan baik berupa dosa besar maupun dosa kecil, dan menjauhi yang makruh semaksimal mungkin.
  3. Bertaqarrub dengan nawafil (amalan sunnah) baik shalat, puasa, shadaqah, amar ma'ruf nahi mungkar dan amal kebajikan lainnya, seperti: Banyak membaca dan mendengar kan al-Qur'an dengan penghayatan terhadap isinya, menghafal yang mampu dihafal dan terus mengulangi nya. Orang yang sudah sangat cinta kepada al-Qur'an maka baginya tidak ada yang lebih menyenangkan dibanding kalam (firman) Allah yang dia cintai.
  4. Banyak mengingat Allah dengan hati dan lisan, 

Allah berfirman;
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (QS. Al-Baqarah [2]:152)

Mencintai para kekasih Allah dan para wali-Nya karena Allah dan memusuhi musuh-musuh Allah karena Allah.

Berdasarkan hadits di atas, maka seluruh cara atau jalan menuju Allah dan meraih cinta-Nya yang tidak pernah disyariatkan melalui lisan Rasul adalah klaim dusta dan batil. Sebagaimana orang-orang musyrik yang beribadah kepada selain Allah dengan persangkaan bahwa hal itu dapat mendekatkan mereka kepada-Nya. 

أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar." (QS. az-Zumar [39]:3)

Orang yahudi dan nashara juga mengklaim, "Kami anak-anak Allah dan kekasih-Nya," padahal mereka terus menerus mendustakan para rasul, melanggar larangan Allah serta meninggalkan kewajiban.

Setiap muslim berharap agar doanya terkabul, amalnya diterima, permintaannya dipenuhi, dan permohonan perlindungannya dikabul kan. Ini semua merupakan pemberian yang amat besar yang tidak akan didapat kecuali oleh orang yang dekat kepada Allah, mengerjakan kewajiban, nawafil dan sunnah dengan dibarengi niat yang ikhlas serta mutaba'ah (mengikuti) Nabi Shalallaahu alaihi wasalam . Wallahu a’lam bish shawab.


Diterjemahkan dan diringkas dari makalah karya Syaikh Nashir al-Syimali dengan judul “Taqarrab Yuhibkallah” (Khalif)

Sunday, April 4, 2010

Kumpulan Hadits Qudsi



بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

  1. “Hai Manusia! Tidak ada persiapan (paling baik) sebagaimana halnya susunan peraturan (perencanaan), tidak ada sifat Wara’ seperti mencegah gangguan, tidak ada derajad yang lebih tinggi daripada Sopan santun, tidak ada Syafa’at sebagaimana Taubat, tidak ada Ibadah sebagaimana Ilmu, tidak ada Shalat sebagaimana (disertai rasa) Takut (Khauf), tidak ada kebahagiaan sebagaimana Taufiq dan tidak ada perhiasan paling baik sebagaimana Akal.
  2. “Hai anak Adam! Kosongkanlah dirimu guna ber-Ibadah kepadaKu niscaya hatimu akan AKU penuhi kekayaan, rumahmu AKU isi rezeki, dan badanmu AKU istirahatkan serta Aku penuhi dengan Kesehatan. Janganlah kamu lalai dari menyebut namaKu (berdzikir), sebab bila demikian, niscaya hatimu Aku penuhi dengan hidup serba kekurangan, badanmu Aku letih-payahkan dan dadamu Aku beri kesusahan-kedukaan, serta badanmu akan Aku beri penyakit, kelelahan.
  3. “Hai anak Adam! Ketahuilah bahwa barang halal itu datang kepadamu secara setetes demi setetes, sedangkan barang haram mendatangimu bagaikan air bah. Siapa yang kehidupannya jernih, maka jernih pulalah agamanya.
  4. "Hai anak Adam! Janganlah kamu gembira dengan kekayaan duniawi karena bukankah kamu tidak kekal? Bersabarlah dalam ber-Tha’at kepada Allah, sesungguhnya ALLah SWT akan menolongmu atas segala kesempitan. Jangan engkau gelisah sebab mengalami kefakiran, karena hal itu bukankah sudah ditentukan untukmu? Janganlah berputus asa dari Rahmat Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tinggalkanlah perbuatan dosa, karena hal itu adalah bekal bagi orang-orang berbuat dosa untuk ke neraka. Janganlah mabuk kesenangan pada kekayaan!. Memang orang kaya itu terhormat di dunia, namun di akhirat ia amat terhina. Memang orang fakir miskin di dunia amat terhina, namun di akhirat ia terhormat. Sesungguhnya kemuliaan akhirat itu lebih agung dan lebih kekal.
  5. “Hai anak Adam! Rezeki, adalah Rezeki-KU, Puji, syukur hanya untuk diriKU, sedangkan manfa’atnya kembali kepadamu. Mengapa kamu tidak mau bersyukur kepada-KU atas segala ni’mat yang AKU berikan padamu?
  6. “Hai anak Adam! Sampai kapan kamu mengumpulkan harta dunia, padahal ia bakal Fana’. Dan kamu hancurkan akhirat, padahal ia adalah Kekal.
  7. “Hai anak Adam! Andaikan seluruh penghuni langit, bumi sama-sama meminta ampun kepada-KU untuk kesalahan-kesalahanmu, tentunya layak kalaulah kamu menangis atas semua dosa-dosamu; Karena kamu tidak tahu bahwa dalam keadaan bagaimana kamu nanti menemui AKU?
  8. “Barang siapa sudi menerima bagian yang telah AKU berikan untuknya (Qonaah & bersyukur) maka, Rezekinya AKU beri ke “Berkahan” dan harta benda duniawi-pun memaksa diri untuk mendatanginya walaupun ia tidak menginginkannya.
  9. “Hai anak Adam! Luangkan waktu guna mengingat, berDzikir kepada-KU, niscaya AKU menyebutmu di hadapan malaikat-malaikat-KU.
  10. “Hai anak Adam! Berbekallah (untuk akhiratmu), sebagaimana bekalnya musafir yang cemas, takut kehabisan bekal. Dan Murnikanlah amal perbuatanmu dari ”Riya’”(beramal agar dipuji, disanjung orang).
  11. “Barang siapa berbuat dosa maksiyat dalam keadaan tertawa, niscaya AKU akan memasukkannya ke neraka dalam keadaan menangis. Barang siapa yang duduk bersimpuh sambil menangis karena takut dan gentar kepadaKU niscaya AKU akan memasukkannya ke Syorga dalam keadaan tertawa.
  12. “Hai anak Adam! Dari tanah AKU menciptakan kamu, ke tanah lagi AKU kembalikan dirimu dan dari tanah pula AKU membangkitkan kamu. Tinggalkan keduniawian, bersiaplah untuk mati. Ketahuilah!, bahwa jika AKU telah cinta, ridla pada hamba-KU, maka aku jauhkan dia dari Duniawi, AKU permudah dunianya untuk kepentingan akhiratnya dan AKU perlihatkan ke aibab-keaiban Duniawi padanya sehingga ia waspada terhadapnya lalu ia mengerjakan kebajikan ahli syorga kemudian AKU masukkan dia ke syorga dengan rahmat-KU. Namun jika AKU telah murka pada seorang hamba, maka AKU sibukkan dirinya dengan duniawi, tidak sempat ber”Tha’at” kepada-KU, Aku biarkan dia dengan kesibukan dunianya, sehingga jadilah perbuatannya termasuk golongan penghuni neraka , maka AKU pun memasukkannya ke Neraka.
  13. “Hai anak Adam! Siapa yang sadar bahwa akhir perjalanannya adalah menuju kematian, bagaimana ia akan suka cita dengan Dunia, dan siapa yang (menyadari) rumahnya kelak ada di liang Kubur bagaimana mungkin ia akan senang dengan bangunan rumahnya yang ada didunia?
  14. “Hai anak Adam! Silahkan Tha’atilah AKU sekedar kebutuhan kalian kepadaKU, sebenarnya kesabaran kalian atas (siksa) neraka cuma sedikit. Berpakaianlah di dunia sekedar kalian bertempat tinggal dialam kubur karena kubur itulah tempat tinggalnya amal perbuatan kalian.
  15. “Hai anak Adam! Sabarlah, rendahkan dirimu, niscaya AKU akan mengangkat derajatmu. Bersyukurlah kepada-KU tentu akan AKU tambah ni’matKU untukmu. Mohon ampunlah kepada-KU, niscaya (dosamu) AKU ampuni. Hubungilah tali persaudaraan (rahmi) sanak familimu, niscaya AKU tambah tempo masa hidupmu. Mintalah sehat wal’afiat kepadaKU dengan senatiasa berdiam (tafakkur-dzikir). Ketahuilah!.. Bahwa keselamatan itu adanya dalam kesendirian (uzlah). Ikhlas ada didalam sifat Wara’, Zuhud (berpaling dari duniawi untuk kenikmatan akhirat-pen) adanya didalam Taubat, Ibadah ada dalam Ilmu dan Kekayaan ada didalam Qana’ah (ridla dengan pemberian-Nya).
  16. “Hai anak Adam! Berapa banyak orang yang AKU beri ni’mat namun akibatnya menjerumuskan dirinya ke neraka, karena dipergunakan untuk ma’siyat pada-KU. Berapa banyak orang yang ucapannya baik sedang ia berbuat aniaya atas diri sendiri. Berapa banyak orang membuka aib, berbuat ma’siyat dengan terang-terangan namun AKU masih menutupinya. Berapa banyak orang yang tertipu dengan tubuhnya yang sehat terus menerus padahal ia senantiasa berbuat dosa. : Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa kelak akan diberi pembalasan (pada hari Qiamat) di sebabkan apa yang telah mereka kerjakan”.(Sesuai QS. al-An’am:120)
  17. “Hai anak Adam! Tidak akan memasuki syorga-KU kecuali orang-orang yang tunduk dengan Keagungan-KU dan hari-harinya ia lalui untuk Mengingat, ber Dzikir kepada-KU, serta yang dapat mencegah dirinya dari hawa nafsu semata-mata hanya karena AKU.
  18. “Hai anak Adam! Jika kamu menginginkan Rahmat-KU hendaknya kamu senantiasa “Tha’at” kepada-KU, dan jika kamu takut akan siksa-KU, waspadalah dari berbuat “Ma’siyat” kepada-KU. 
  19. “Hai anak Adam, AKU tidak menciptakan neraka-neraka itu kecuali untuk siapa-siapa yang durhaka terhadap kedua orang tuanya. Orang yang meninggalkan shalat fardlu, Orang yang kikir, pengadu domba, orang yang ingin senantiasa disanjung orang lain, orang yang mencegah dari kewajiban menunaikan zakat harta bendanya, dan orang yang berzina, para pemakan riba, peminum minuman keras, buruh yang khianat, yang meratapi orang mati, penumpuk-numpuk harta benda haram, yang melupakan Al-Qur’an, yang cenderung kepada kebathilan, dan pengganggu para tetangga. Kecuali, siapa yang mau bertobat, beriman, serta mengerjakan amal shalih; maka mereka itu kejahatannya diganti ALLAH dengan kebajikan dan adalah ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(3) Maka dari itu berhati-hatilah dan jagalah diri kalian. (3) Sesuai dengan QS al-Furqaan:70)
  20. “Hai anak Adam! Jika “para penguasa” akan masuk neraka karena sombong, suka memaksakan kehendak kepada makhluk-KU, sedangkan “orang-orang awam” dikarenakan ber-ma’shiyat padaKu, “orang-orang Alim (ulama)” karena Iri & dengki, “para fakir” karena lalai, para “Pedagang” karena Khianat (curang), “para Tukang” karena memalsu-menipu, dan orang-orang “Ahli Ibadah” karena ingin disanjung,” orang-orang Kaya” karena merasa pongah serta enggan mengeluarkan zakat dan orang-orang “miskin” karena berbohong. Maka …,Siapa lagi yang akan mencari Syorga-(KU)?. 
  21. “Allah telah menurunkan wahyu kepada Nabi Dawud A.S.: “Sesungguhnya orang yang sangat AKU kasih kepadanya ialah yang beribadat bukan karena upah pemberian, tetapi semata-mata karena AKU “berhak” untuk disembah”. Dan siapakah yang lebih kejam dari orang yang menyembah-Ku semata-mata karena inginkan sorga atau takutkan neraka.. apakah andaikan AKU tidak menciptakan sorga dan neraka, AKU tidak berhak untuk disembah?! 
  22. “Hai anak Adam! Lidahmu bagaikan singa, jika kamu lepas semaumu ia akan memakan, membinasakan kamu.
  23. “Sesungguhnya AKU adalah ALLAH, Tuhan yang siapa saja tiada yang serupa dengan-KU, tidak ada yang membandingi AKU, tidak ada kekuasaan bagi siapapun yang seperti kekuasaan-KU, barang siapa di malam harinya senantiasa ia lewati dalam keadaan bersembahyang, maka ia terpandang disisi-KU, dan derajat apapun yang ia minta pasti AKU beri.
  24. “Siapa yang menundukkan pandangannya dari larangan, apa yang AKU cegah, maka ia AKU amankan dari panasnya Api Neraka-KU. AKU lah TUHAN, kenalilah AKU. AKU Maha Pemberi Ni’mat, bersyukurlah kepada-KU. AKU Maha Pelindung, mintalah perlindungan kepada-KU. AKU Maha Penolong, mintalah pertolongan kepada-KU. AKU lah yang harus dituju, menujulah (kalian) kepada-KU. AKUlah yang harus disembah, maka sembahlah AKU. AKU Maha Tahu dengan segala Rahasia, maka waspadalah kepada-KU.
  25. “Hai anak Adam, AKU tidak menciptakan neraka-neraka itu kecuali untuk siapa-siapayang durhaka terhadap kedua orang tuanya. Orang yang meninggalkan shalat fardlu, Orang yang kikir, pengadu domba, orang yang ingin senantiasa disanjung orang lain,orang yang mencegah dari kewajiban menunaikan zakat harta bendanya, dan orang yang berzina, para pemakan riba, peminum minuman keras, buruh yang khianat, yang meratapi orang mati, penumpuk-numpuk harta benda haram, yang melupakanAl-Qur’an, yang cenderung kepada kebathilan, dan pengganggu para tetangga. Kecuali, siapa yang mau bertobat, beriman, serta mengerjakan amal shalih; maka mereka itu kejahatannya diganti ALLAH dengan kebajikan dan adalah ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(3) Maka dari itu berhati-hatilah dan jagalah diri kalian.

Folder Arsip

Loading...

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

Followers